Saturday, December 18, 2010

Antara 'Aku', 'Gue' dan Saya

Mana yang lebih enak disebut? 'Aku'? 'Gue'? atau 'Saya'? Jawabannya rata-rata pasti begini: "tergantung kondisi dong.."


Well, maklum, saya datang dari sebuah kota yang tidak besar di pantai barat Sumatera: Bengkulu, di mana bahasa komunikasinya masih lebih dominan dengan menggunakan bahasa daerah. Di Bengkulu, 'Saya' disebut 'Ambo'. Sesampainya saya di Jakarta, mulailah ada culture shock. Mana yang harus saya pakai?

Akhirnya, saya memutuskan untuk menggunakan 'aku', bukan 'gue' di sini.... kenapa? hem, kenapa ya?

Entahlah, saya tidak suka menggunakan 'gue' karena terasa tidak nyaman. Lagipula, bahasa saya lebih mengarah ke Bahasa Indonesia formal dibanding ke yang lain-lain. Bahasa mencerminkan kepribadian orangnya, dan sepertinya, memang saya tidak cocok menggunakan 'gue'.

Kembali tentang bahasa daerah, saya melihat beberapa fenomena. Sepertinya Bahasa Sunda sangat membahana di sini. 'eta', 'sia' dll. Ini mungkin sesuatu yang lumrah kali ya. Jakarta dekat dengan Jawa Barat, dan yang terdekatlah yang akan mempengaruhi. Tapi, tunggu dulu.

Saya jujur tidak pernah mendengar Bahasa Betawi dikatakan langsung oleh orang betawi. Apakah Betawi == Jakarta? Rasanya ya. Kata-kata seperti 'Aye', 'Nyak', itu hanya pernah saya dengar di film seperti "Si Doel" dan yang lainnya. Tidak pernah terdengar dipakai.

Bahasa Jawa juga, cukup dominan di sini, dan sepertinya memang bahasa ini memang memegang pengaruh yang besar. Mungkin hampir seluruh Indonesia bisa menirukan logat jawa dengan huruf 'd', 'j', dan 'b' nya yang khas.

Ah, bahasa kadang-kadang lebih rumit dari matematika.

Penting tidak sih? Ah, ya sudahlah...

No comments:

Post a Comment

 
;