Thursday, December 30, 2010

Akibat Menunda-nunda Pekerjaan

Dengan tulisan ini, saya berharap baik saya ataupun pembaca bisa mengurangi kebiasaan buruk ini atau setidaknya bersiap-siap untuk hal buruk seperti yang telah saya alami...

Sekitar 2 minggu yang lalu, saya diberikan tugas (oleh dosen saya tentunya) basis data. Jadi, kami disuruh untuk membuat aplikasi dengan menggunakan Microsoft Access 2007.

Seperti yang pernah saya ceritakan sebelumnya, saya suka menunda-nunda waktu, sehingga pekerjaan ini terbengkalai. Ada saatnya ketika saya ingin mengerjakan, namun hanya sedikit yang saya kerjakan. Pada akhirnya, semuanya tetap menumpuk... huff

Finalnya, kemaren. Saya baru sampai rumah sekitar pukul 16 sore, dan itupun tidak langsung mengerjakan. Bayangan saya, "Ah, ini paling sebentar juga beres.." dan ternyata TIDAK sama sekali.

Ternyata tidak baik menggampangkan pekerjaan.

Proyek ini baru selesai sekitar 04.32 pagi hari, setelah adzan subuh berkumandang. Saya mengerjakannya semalaman dengan diiringi cicitan tikus dan suara dengkur teman-teman yang sedang tidur pulas. Ya ampun, saya pengen tidur juga...

Dan akhirnya, selesailah, dan tinggal melakukan pencetakan terhadap dokumen pendukung aplikasi.

Tugas tersebut adalah laporan akhir untuk Nilai UAS, dan hari ini adalah deadline-nya. Di dekat rumah ada warnet tempat nge-print, dan ketika saya ke sana... oh my God!!

Warnetnya TUTUP! Padahal saya nggak tahu lagi itu harus di-print di mana. Bagaimana ini?

Oh ya, kakak kelas saya ada yang punya printer. Segera saya telepon kakak itu berkali-kali sekitar pukul 04.45 pagi sampai pukul 06.20, dan hasilnya... tidak diangkaaat.

Kemana lagi ini? Habislah kami kalau tidak di-print.

Sekitar pukul setengah 7, teman saya bilang, "di dekat sono ada warnet tu, biasanya pagi buka". Sebuah harapan hadir di depan mata, dan dengan tenaga penuh mengayuh sepeda pagi-pagi, saya berangkat ke sana.

Sampai di sana, alhamdulillah. Ada kakek-kakek yang menjaga pagi itu, dan ada printernya.. huff..

Akhirnya, di-printlah dokumen itu, sebanyak 18 lembar. Ketika menghitung harga, ternyata: Rp45.500! Wak, biasanya berwarna sekalipun hanya 1000 - 2000 rupiah per lembar.

Dokumen sudah dicetak, tidak mungkin dikembalikan. Tidak ada pilihan, saya bayar saja.

Presentasi pun tiba, dan ternyata hasilnya sangat mengecewakan. Banyak cacat di sana sini. Ya Tuhan...

Ini pengalaman berharga sekali. Apa saja yang hilang dari saya karena kebiasaan ini?
  1. Uang!! Ngeprint 18 halaman nyaris 50 ribu! Ya ampun!
  2. Waktu istirahat (saya tidak tidur semalaman hari rabu)
  3. Nilai yang baik, tidak mungkin mendapatkan sesuatu yang luar biasa kalau kita mengerjakannya biasa-biasa saja.
  4. Kesempatan untuk belajar, kebetulan paginya ada kuis di kelas, oh tidaak..
Cukup sekali saja ini terjadi dalam hidup saya... Astaghfirullah.

Mari hindari kemalasan, hindari kemalasan, hindari kemalasan! Semangat semuanya!!

No comments:

Post a Comment

 
;