Sunday, September 8, 2013 0 comments

Pembenaran

Selalu saja, kecenderungan untuk mencari excuse itu muncul. Otak sangat pintar sekali mencari alasan untuk membenarkan kesalahan yang kau lakukan. Iya memang, mengakui kesalahan di diri sendiri sangat sulit. Mencoba meresapi rasa bersalah memang bukan perasaan yang menyenangkan.

Pembenaran pembenaran itu datang, kadang tanpa melihat realita yang ada. Perspektif yang dicari tentu saja perspektif yang paling sedikit menunjukkan kesalahan di diri sang pembuat kesalahan.

Terus saja, terus saja seperti itu. Pembenaran bukan kebenaran. Sedangkan sesuatu yang bukan kebenaran tidak mungkin berakhir baik. Siap-siap saja untuk menanggung semua itu.
Saturday, August 24, 2013 0 comments

Bodoh

Kau sebut apa orang yang telah berkali-kali diberikan petunjuk namun tetap memilih jalan yang salah?

"Bodoh", bukan?
Tuesday, August 13, 2013 0 comments

Butuh Waktu

"Bayi di dalam kandungan pasti akan memakan waktu 9 bulan. Kamu tidak bisa membuat bayi segera lahir setelah 1 bulan saja dengan menghamili 9 wanita."

Quote yang aneh di atas itu benar juga. -_-

Ada beberapa hal yang memang membutuhkan waktu untuk diwujudkan. Salah satu kelemahannya manusia ya ini: ingin semuanya serba instan. Tentu saja tidak bisa.

Ada kalanya manusia butuh untuk menginkubasikan diri dalam rangka latihan, berpikir, atau merenung, sehingga semakin expert di bidang yang ingin ditekuni. Tentu saja berpikir dan merenungnya yang produktif dan di-follow up dengan action. Percuma saja kalau rencana-rencana yang telah ditetapkan tidak dijalankan. Akan lebih baik juga setelah dilaksanakan juga di-review supaya tahu progress-nya.

Jangka waktu inkubasi itu beragam. Tiap manusia berbeda-beda dalam mencapai 1 level tertentu. Terkadang ada yang butuh waktu lama, tetapi ada juga yang tidak terlalu lama. Namun bagaimanapun, tetap saja, semuanya butuh waktu.

Memaksa sesuatu yang seharusnya diinkubasikan dulu supaya cepat selesai akan membawa bahaya. Bayangkan saja bayi yang belum 9 bulan dipaksa lahir. Seperti itu pula, ada hal yang harus dilakukan dan itu butuh waktu.

Asal teguh/istiqamah saja, sesuatu yang butuh waktu itu akan berbuah manis seharusnya. Tinggal tawakkal saja sebelum menginkubasikan diri. Jangan sampai lupa.
Tuesday, August 6, 2013 0 comments

Mencari Hikmah

Kalau katanya Steve Jobs, "You can't connect the dots looking forward; you can only connect them looking backwards." Connecting the dot yang dimaksud mendiang Steve Jobs itu tentu saja adalah tentang menghubungkan kejadian-kejadian (dots) yang menimpa diri kita di masa lalu.

Terkadang kita sedih sekali ketika dianugerahi kegagalan, padahal tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi jika ternyata kita diberikan kesuksesan. Mana tahu jika ternyata rasa yang ada setelah beberapa waktu ketika menerima kesuksesan itu lebih sakit lagi daripada ketika kita gagal saat ini.

Mungkin berprasangka baik pada Allah adalah jalan terbaik. Semua di dalam hidup ini misteri. Namun begitu, masih ada rangkaian ikhtiar yang bisa dilakukan, sembari meningkatkan kapabilitas diri supaya Allah menuntaskan ujian kita saat ini dan memberikan ujian lanjutan lagi sebagai bukti keimanan.

Bismillah..
Thursday, August 1, 2013 0 comments

Gula, Air dan Bejana



Perasaan cinta itu barangkali seperti gula,
dan waktu itu adalah air. Sedangkan, hidup adalah bejana.

Pada awalnya, akan ada sejumlah gula di dasar bejana.
Bejana itu kemudian akan diisi air, terus, terus dan terus.

Pada awalnya, tentu saja air itu akan manis, karena ada gula larut di dalamnya.

Namun seiring dengan dituangkannya air, terus, terus, dan terus mengisi bejana, kadar kemanisannya akan berkurang.

Tetapi itu tergantung, tergantung apakah akan ada butir-butir gula lagi yang juga ikut dituangkan ke dalam bejana tersebut setelahnya.

Pada suatu saat, air itu akan penuh mengisi bejana. Maka saat itulah, tidak mungkin ada gula lagi, ataupun tambahan zat apapun ke dalam bejana, karena airnya pasti akan tumpah.

Mungkin seperti itu pula hidup.

Perasaan cinta di awal pertemuan adalah sesuatu yang besar dan membuncah-buncah.

Namun seiring berjalannya waktu, perasaan cinta bisa pudar jika tidak terawat.

Karena itulah, menjaga perasaan cinta merupakan sesuatu yang harus dilakukan dengan teguh. Tanpa keteguhan memeliharanya, suatu saat cinta itu larut dengan waktu.

Sedangkan, hidup itu ada batas waktunya. Saat kematian datang, semua perasaan yang ada akan berubah menjadi kenangan saja.

Waktu mungkin akan tetap bergulir, tetapi hidup tidak selamanya bergulir. Saat itu tiba, entahlah, apakah Tuhan akan mengizinkan butir-butir gula itu bersemi lagi nanti di hari yang abadi.

Jika ia bersemi lagi nanti, tentu saja berarti, perasaan cinta itu diridhoi olehNya.

-- {o} --

Tidak hanya gula yang dituangkan ke bejana. Kadang ada garam, kadang ada pasir atau batu, yang membuat air itu keruh.

Namun walau keruh, air itu tetap manis jika ada cukup gula.

Aku belum pernah merasakan butiran gula yang abadi. Tapi aku tahu, ada butiran gula yang selalu murni dan secara teguh dituangkan mengisi bejana.

Cinta yang ibarat gula murni itu adalah cinta ayah dan ibuku.

Dosa dan salahku pada mereka tak terkira jumlahnya, tetapi sampai saat ini, merekalah yang selalu ada disaat tak ada cinta lain yang aku rasakan.

Lalu, ada gula yang lain lagi, yang seolah bentuknya cair, bening, dan larut dengan air.

Cinta yang ibarat gula cair itu adalah cintaNya.

"Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?"

Dosaku padaNya sudah demikian menggunung.. Namun rahmatNya demikian luas.

Setiap sel-sel tubuh ini tetap hidup karena ada cintaNya. Bumi yang indah beserta isinya, ada karena cintaNya.

CintaNya mengalir seiring berjalannya waktu, bahkan karena seringnya, manusia lupa ada cintaNya.

Padahal tiap detik, nafas ini mungkin tak ada jika tak ada nikmat dariNya.

Rabbighfirli,
wa liwaa lidayya,
warhamhuma kamaa rabbayaani saghiiraan.
Saturday, June 29, 2013 0 comments

2nd

Pada Allah aku serahkan segalanya.
Bismillah..
Saturday, June 8, 2013 0 comments

Paramadina Choir, "Bersama Merajut Nada, Jalan Meraih Mimpi"

Paramadina Choir
Ini H-2, Unit Kegiatan Mahasiswa Paramadina Choir akan mengadakan Pre-Competition Concert bertajuk "Bersama Merajut Nada, Jalan Meraih Mimpi" Senin nanti. Persis 8 hari setelah Senin nanti, tim Paramadina Choir akan berangkat ke 3rd Vietnam International Choir Competition di Kota Hoi An, Vietnam.

Euphoria-nya terasa sekali. Mudah-mudahan semuanya lancar sampai keberangkatan dan kepulangan mereka nanti. Semoga ada sesuatu yang dibawa tim Paramadina Choir dari sana. :)

Wednesday, May 15, 2013 1 comments

Menjaga Motivasi

Kalau dipikir-pikir, apa yang membuat seorang mahasiswa bisa bangun setiap pagi untuk kemudian duduk berjam-jam di kelas dan mengerjakan banyak tugas yang menumpuk? Apa yang membuat seorang pegawai kantoran bangun pagi dan pergi ke kantor untuk mengerjakan begitu banyak perintah dari pimpinannya? Apa yang menyebabkan seorang ibu-ibu tua pagi-pagi bangun menjajakan barang dagangannya di pasar?

Tentu karena ada suatu motivasi. Ada sesuatu yang ingin seseorang capai dengan menjalankan suatu rentetan kegiatan-kegiatan itu. Setiap orang yang belajar, barangkali punya keinginan untuk menjadi seseorang yang pintar di kemudian hari. Setiap orang yang bekerja, barangkali punya keinginan untuk mendapatkan uang agar bisa membiayai keluarganya. Jauh sebelum kegiatan-kegiatan itu dimulai, pasti ada suatu pemikiran yang terlintas, berkecamuk, dan kemudian melahirkan gagasan untuk melakukan berbagai macam kegiatan untuk menuntaskan pikiran-pikiran itu..

Motivasi barangkali adalah sumber energi untuk setiap kegiatan itu. Setiap kali seseorang melakukan kegiatan, motivasi akan memperkuat langkah untuk mengerjakan segala sesuatunya. Motivasilah yang menggerakkan tubuh dan memberikan sugesti.

Namun, salah satu common fact yang menarik adalah: motivasi hanya kuat di awal saja.

Kalau motivasi dianalogikan di dunia nyata, mungkin motivasi itu adalah baterai. Saat baru dibeli, baterai itu terisi penuh dengan energi. Ketika energinya dipakai di berbagai macam perangkat, lama-lama total energinya akan berkurang, dan dalam keadaan tertentu akan habis dan tidak bisa dipakai.

Jika ingin baterai tetap bisa dipakai, maka secara berkala sebelum benar-benar habis, baterai itu harus di recharge. Energinya harus diisi agar kembali penuh. Dengan demikian, baterai tersebut bisa digunakan untuk  perangkat lainnya lagi, menjalankan aktifitas yang ada.

Salah satu hal yang lumrah dari manusia adalah derajat kekuatan imannya yang fluktuatif. Seiring berjalannya waktu, kekuatan iman naik dan turun seiring dengan berkurangnya umur. Perilaku serupa juga nampak di derajat kekuatan cinta seseorang terhadap sesuatu, dan juga nampak di derajat kekuatan motivasi seseorang.

Menjaga motivasi merupakan hal yang harus selalu dilakukan untuk menjaga semangat yang ada untuk melaksanakan aktifitas setiap hari. Maka dari itu, tiap mengerjakan sesuatu dan kita mulai malas, barangkali salah satu pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mengingat kembali tujuan awal.

Pertanyaan sederhana: "Untuk apa diri kita berjalan sejauh ini?"

Posisi yang kita dapatkan saat ini, merupakan akumulasi dari begitu banyak pengorbanan yang telah terjadi sebelumnya. Pengorbanan-pengorbanan itu tidak selalu dari diri kita sendiri. Ada banyak pengorbanan orang lain yang kemudian mengantarkan pada diri kita di posisi ini saat ini.

Paling tidak, untuk dapat berdiri tegak di posisi kita saat ini, ada pengorbanan orang-orang yang telah merawat kita sejak di dalam kandungan, hingga kemudian lahir, hingga kemudian bersekolah, dan hingga dewasa.. Ada perjuangan besar orang lain di dalam diri kita. Kita hidup dari perjuangan itu.

Lalu, akan kita tebus dengan apa pengorbanan-pengorbanan itu?

Pada intinya, everything running at cost. Segala sesuatu berjalan dengan suatu harga yang harus ditebus. Tidak mesti selalu uang. Paling tidak, waktu adalah harga yang harus selalu kita tebus. Kita tak selamanya hidup di dunia yang fana ini bukan? Suatu hari jatah waktu kita akan habis, dan jatah waktu itu bukan milik kita. Kita akan bertanggungjawab pada pemiliknya, pencipta alam semesta.

"... Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS Ali-’Imran: 159)

Monday, May 13, 2013 2 comments

Tentang Deduksi

Kadang-kadang aku terlalu percaya dengan logikaku sendiri. Ketika aku menemukan suatu kesimpulan atas sesuatu, aku akan sangat percaya dengan hasilnya. Tapi bukan tanpa sebab, karena aku sangat hati-hati dalam memilih dan memilah bukti. Apa yang aku dapatkan validitasnya sangat tinggi untuk standarku.

Maka, kadang-kadang ketika aku mendengar klarifikasi orang lain tentang suatu hal yang sudah aku analisis kesimpulannya, aku tidak mempercayai kata-kata mereka. Aku bisa tahu mana argumen yang merupakan penjelasan, atau mana argumen yang hanya alasan saja untuk menutupi sesuatu. Berdiplomasi denganku sulit, jadi langsung to the point sajalah. Aku tahu maksud mereka yang membutuhkan sesuatu, aku tahu maksud mereka yang ingin mendapatkan sesuatu.

Mungkin tidak terlalu baik, karena pasti ada kalanya dugaanku salah. Tidak ada deduksi yang selalu benar. Terkadang ada fakta yang terlewatkan sedemikian sehingga semuanya luput. Kesimpulan yang didapatkan pun menjadi salah alurnya.

Namun tentunya tidak selalu. Tentu frekuensi benarnya cukup tinggi. Karena itu aku benci orang yang mencari alasan untuk menghindari kesalahannya atau untuk menutupi sesuatu. Akui sajalah kalau memang bersalah, karena kalau sudah melewati analisisku, aku takkan mudah percaya pada siapapun. Apalagi untuk golongan-golongan orang yang suka mem-plot hidup orang lain supaya sesuai dengan rencana yang telah mereka susun. Menjadikan aku target akan membuang tenaga kalian lebih banyak.

Ketus sekali ya?
Saturday, April 27, 2013 0 comments

Akhir yang Baik

Akhir-akhir ini sepertinya aku sedang disindir oleh Allah.. Dalam 2 minggu ini aku sering mendengar cerita-cerita, tetapi bukan cerita motivasi, melainkan cerita tentang kegagalan yang pada awalnya, semua kegagalan tersebut dimulai dari suatu rencana yang sangat baik dan tersusun rapi.

Ngomong-ngomong, tahun ini sudah hampir genap 3 tahun kuliahku. Tahun depan, insya Allah kuliah ini akan selesai. Rutinitas akan segera berganti, dan cemasnya sudah terasa sekali dari sekarang.

Kuliah berakhir, artinya belajar secara formal yang sudah beruntun aku lakukan sejak umur 6 tahun akan berganti, menjadi suatu bentuk rutinitas baru yang belum pernah aku rasakan. Terbayang sekali, akan ada banyak hal baru yang akan aku hadapi, dan akan sangat menegangkan sepertinya.

Karena itu, akhir-akhir ini aku sering membuat rencana untuk dijalankan sebagai langkah awal untuk membentuk masa depan. Sepertinya cukup rapi walaupun sulit. Rangkaiannya sepertinya simpel, kerja sambil siap-siap menyusun usaha, menikah, S2 dan setelah itu akan ada rencana selanjutnya.

Tapi, sepertinya ada yang salah..

Seperti yang aku ceritakan di awal tadi, entah kenapa aku jadi memikirkannya. Namun aku jadi mengerti, ada hal yang memang harus aku sadari. Hikmah tak ternilai yang harus aku pahami sebagai pengingat selama merencanakan dan melaksanakan semuanya.

Pertama, sebaik apapun yang seorang manusia rencanakan, pada akhirnya, Allah jua yang menentukan. Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa bukan? Pada akhirnya semuanya adalah keputusanNya, yang merupakan hasil dari niatku, seberapa besar dan teguh perjuanganku, dan seperti apa aku memohon padaNya. Tidak hanya bisnis yang butuh strategi, doa pun butuh strategi. Tidak jarang aku mengalami hal yang sangat di luar bayanganku, padahal setelah aku telaah baik-baik, semua itu ternyata adalah hasil dari terkabulnya doaku sendiri. Allah tak pernah ingkar janji.

Kedua, sebaik apapun awal yang aku ciptakan, hal yang paling penting adalah akhirnya. Khusnul khatimah saat meninggal, sama seperti itu bukan? Tidak ada gunanya semua amal baik yang dikerjakan manusia jika ternyata hidupnya berakhir di tengah hiruk pikuk kemaksiatan. Namun, makna khusnul khatimah yang jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi "akhir yang baik" menyimpan makna sendiri untukku.

Selama ini, ketika aku diberikan olehNya berbagai macam ujian, selalu ada 3 fase, awal, proses memelihara, dan akhir. Hal ini terjadi di tiap kejadian yang Allah timpakan padaku. Saat awal, seorang manusia bisa saja diberikan rezeki dan keberuntungan yang sangat baik. Tapi, jarang banyak yang ingat bahwa rezeki dan keberuntungan itu barulah permulaannya saja. Memelihara pencapaian itu jauh lebih sulit daripada mencapainya. Dan jika proses memelihara pencapaian itu gagal, maka saat itulah didapatkan akhir yang buruk alias su'ul khatimah. Tidak ada yang akan mengingat bahwa sang manusia tersebut berhasil pada awalnya. Setelah semuanya selesai, hanya hasil akhir saja yang menentukan, apakah seseorang tersebut berhasil atau tidak menjalankannya.

Hidup, dan kejadian di dalamnya adalah rentetan itu - awal, proses memelihara, dan akhir. Mudah-mudahan dengan mengingat ini semuanya bisa berjalan dan berakhir dengan baik.

Ya Allah biha, ya Allah biha, ya Allah biha, ya Allah bi-husnil khatimah.
Sunday, March 31, 2013 1 comments

Tentang Berharap

Lantas, Seberapa besar kita boleh berharap?
"Sebesar kapasitas hati kita untuk menampung rasa kecewa."

 
;