Monday, April 30, 2012 0 comments

Tulisanku Untukmu

Tulisanku untukmu, tidak akan mungkin melewati pupil mata orang lain..
Kecuali, pupil mataku.. karena tulisan itu memang untukmu.

Ketika tulisan itu nanti melewati pupil matamu,
itu berarti, aku akan menjagamu selamanya.

for my beloved someone.
Sunday, April 29, 2012 3 comments

Hikmah dari Sebuah Cerita Lama

Posting ini adalah lanjutan dari posting sebelumnya, yaitu Sebuah Cerita Lama.

Sebelum membaca posting ini, apakah pembaca sudah membaca posting sebelumnya? Kalau tidak baca posting sebelumnya, kemungkinan besar pembaca tidak akan mengerti inti dari tulisan ini, hehe. Silakan baca posting sebelumnya dengan klik di sini. :)

Ini lanjutan ceritanya.

--{o}--

Ternyata, selesai acara itu, pikiranku tentang dia belum hilang. Ada seperti rasa menyesal karena tidak sempat mengajak berkenalan. Entahlah, kenapa sampai demikian parah.

Hingga kemudian aku mencurhatkan pikiranku ke teman sekamarku yang dari Kalimantan Timur yang namanya Adi. Aku menceritakan perkara ini dan meminta bantuan dia (Adi) untuk membantu kesulitanku. Siapa tahu dia bisa membantu aku untuk mendapatkan informasi tentang Jannah ini.

Benar saja, Adi cerdas. Jadi waktu awal mengikuti Olimpiade Sains Nasional ini, setiap peserta diberikan buku panduan yang isinya nama, asal sekolah dan asal daerah dari setiap peserta dari seluruh mata pelajaran yang dilombakan. Adi memberi banyak pencerahan sekali dari adanya buku itu. Dia bilang, mungkin aku bisa mencari informasi dengan mengontak langsung panitia OSN itu. Kebetulan contact person dari panitia acara tercantum di situ.

Wah, wah. Niat banget ya.

Aku melakukan saran Adi. Aku mengontak panitia dan melakukan apa yang bisa aku lakukan. Hh, tidak semudah itu ternyata.

Jadi, aku berhasil mengontak panitia, dan menemukan contact person dari orang yang mengurusi bagian akomodasi. Aku menanyakan informasi itu, bahkan, sampai aku telepon. Panitianya seorang ibu yang baik sekali. Sayangnya, dia hanya bisa memberikan informasi yang komprehensif hanya untuk anak-anak yang berasal dari Jawa Tengah.

Usahaku belum berhenti. Aku kemudian mengontak panitia di kantor dinas pendidikan pusat. Mereka ternyata tidak bisa banyak membantu.

Rasanya putus asa sekali waktu itu. Tapi aku masih berpikir untuk menemukan informasi. Saat itu aku belum kenal yang namanya internet, tetapi aku sempat mendengar bahwa di internet ada mesin pencari (search engine) informasi. Mendengar itu semangatku bangkit lagi, aku kemudian langsung berangkat ke warnet. Saat itu aku sudah balik kembali ke Bengkulu.

Haha, itu adalah kali pertama aku mengenal yang namanya Google. :))

Karena semangat mencari Jannah inilah kemudian aku mempelajari internet. Hal pertama yang aku pelajari adalah bagaimana memanfaatkan search engine secara maksimal. Aku kemudian mulai menelusuri dengan mengetikkan langsung namanya. Masih sulit dan tidak banyak hasil yang didapatkan. Aku mulai bingung.

Hihi, dulu dengan Google aku kira aku bisa mendapatkan informasi pribadi orang-orang dengan sangat lengkap. :P

Aku tidak berhasil mendapatkan informasi tentang dia. Aku kemudian memperkecil lingkup pencarian. Aku mulai mencoba mencari informasi tentang OSN waktu itu, siapa tahu ada yang bisa aku kontak. Masih buntu juga. Aku ingat sekali, setiap mencari informasi tentang dia, aku selalu membawa buku panduan OSN itu ke warnet.

Hmm, sebentar, sebentar.

Jadi, di buku itu tertera seperti ini:

Lailatul Jannah; MTs Mualimin M-Alabio; Kab. Hulu Sungai Utara; Kalimantan Selatan.

Setelah aku melakukan pengamatan ulang aku menemukan beberapa fakta tentang dia yang membuat aku kagum.

Jadi, dari seluruh kontingen fisika se-Indonesia, dia adalah satu-satunya kontingan yang berasal dari MTs, alias Madrasah Tsanawiyah. Selain itu, dia ternyata adalah satu-satunya kontingen dari Kalimantan Selatan, yang berarti dia adalah juara 1 se-provinsi itu, walaupun nilainya tidak memenuhi passing grade, karena kalau dia melewati passing grade, Kalimantan Selatan akan mengirimkan lebih dari 1 kontingen fisika. Sebagai catatan, tidak banyak perempuan yang menyukai fisika, haha. Fakta lainnya adalah, dia tidak berasal dari Banjarmasin (ibukota Kalimantan Selatan). Dia berasal dari salah satu kabupaten di provinsi itu.

Aku kemudian akhirnya mulai mencari informasi lain terkait daerah asalnya. Dia bersekolah di kota Alabio, yang ternyata merupakan kota produsen itik yang terkenal. Aku juga mencari peta daerah itu, dan mengetahui struktur daerahnya. Dan terakhir, aku juga mendapatkan alamat sekolahnya. MTs itu ternyata adalah milik Muhammadiyah.

Oh, iya. Jadi ingat. Beberapa bulan setelah itu ada berita bahwa di Kabupaten Hulu Sungai Utara terjadi banjir bandang..

Lanjut, lanjut.

Tiba-tiba aku terlintas ide. Kebetulan saat itu aku adalah Ketua OSIS di SMP. Jadi aku ingin membuat suatu program perluasan jaringan komunikasi antara sekolahku, SMPN 1 Bengkulu dengan sekolah-sekolah lain di Indonesia. Paling tidak, dengan sekolah tempat kontingen olimpiade sains yang aku kenal.

Aku kemudian benar-benar mengajukan program ini ke sekolah, dan ternyata diterima dengan sangat baik. Padahal motivasi utamanya adalah menemukan dia. Masya Allah..

Tapi aku tidak main-main. Aku mulai menyusun profil sekolahku, daftar prestasi, lalu hal-hal yang terkait dengan sekolah, tulisan-tulisan dan foto-foto karya siswa di SMP aku, dan kemudian aku kompilasi menjadi satu CD, yang kemudian akan aku kirim lewat pos, bersama surat pengantarnya.

Profil sekolah itu aku buat dalam bentuk halaman web. Karena semangat ini, aku jadi mulai mempelajari HTML, dan bisa membuat sebuah situs sederhana saat itu. Tidak hanya itu, di dalam CD itu aku juga menyertakan beberapa software yang bisa digunakan untuk pembelajaran seperti simulasi astronomi, laboratorium virtual, dan lainnya.

Perlahan-lahan, aku mulai menggemari komputer. :)

Sebelum mengirimkan profil itu, aku kemudian menemui kepala sekolah untuk memamerkan hasil dari kompilasi itu. Ketika ditampilkan, di luar dugaan, ternyata kepala sekolahku sangat senang melihat hasilnya. Pos itu kemudian dikirimkan ke tiga sekolah yaitu Kalimantan Timur tempat Adi, Jawa Timur tempat Dika, dan Kalimantan Selatan tempat Jannah.

Lalu bagaimana hasilnya?

Tidak ada kabar sama sekali dari ke tiga surat itu. Hahaha. Ya ampun..

Saat aku menyusun profil sekolah itu, aku jadi berkomunikasi dengan banyak orang di sekolahku. Aku ingat sekali saat itu, berkali-kali bolak balik ke ruang guru, mengumpulkan data ekstra kurikuler yang ada, dan akibatnya jadi banyak guru-guru yang memperhatikan aku.

Kemudian saat penyusunan itu, aku ingat sekali. Jadi pernah ada suatu kejadian, laptop wakil kepala sekolah terserang virus. Aku saat itu kebetulan sedang menggunakan komputer sekolah untuk mengetik surat. Aku sering sekali meminjam komputer sekolah waktu itu, karena komputernya canggih. Komputerku di rumah tidak terlalu soalnya, hehe. Waktu itu aku diminta untuk memperbaikinya, dan, alhamdulillah berhasil.

Semenjak itu, setiap ada permasalahan komputer di kantor guru, aku selalu dipanggil. :)

Hal itu berlanjut seterusnya. Aku mulai mendalami programming, kemudian hal-hal lain yang terkait komputer. Aku mempelajari banyak hal dan akhirnya benar-benar menyukai komputer, dan fisika tentunya.

Sampai aku lulus SMP, tidak ada informasi yang datang dari surat yang aku kirim itu..

--{o}--

Well, well.

Aku tidak berhasil menemukan informasi tentang keberadaan Jannah ini, sampai saat tulisan ini ditulis, sampai sekarang.

Haha, cerita ini sudah banyak sekali aku ceritakan. Ke teman-teman, guru, saudara..

Tapi, pengalaman ini yang kemudian membawa aku ke suatu hal yang lebih baik.

Kalau aku tidak terobsesi mencari dia, entah kapan aku mulai melek internet, entah kapan aku akan menyukai dan mempelajari komputer secara mendalam.

Oh, iya, pembaca sekalian, ada satu hal konyol yang perlu diketahui.

Nama "Jannah" yang aku dapatkan dari menguping pembicaraan rombongan mereka itu, bisa saja, ternyata salah. Belum tentu dia adalah orang yang aku maksud. Bisa jadi ternyata ada orang lain yang duduk di air mancur itu yang tidak aku perhatikan. Nama Lailatul Jannah belum tentu adalah orang yang aku maksud di cerita ini. Dia bisa jadi ternyata orang dengan nama lain. :D

Tapi, entah kenapa, ada keyakinan sendiri tentang itu. Ada beberapa hal yang bisa menguatkan hal ini.

Karena dia, aku mulai mencari informasi yang sangat mendalam tentang daerah asalnya. Dari informasi tersebut, aku mengetahui bahwa memang daerah-daerah di Kalimantan Selatan memang merupakan daerah yang cukup kental dengan Islam. Orang di sana banyak yang memakai jilbab, dan rata-rata memang wajah perempuan muda di sana seperti Jannah itu. Rata-rata manis, putih, dan khas.

Yah, entahlah tapi.

Haha, aku ingat juga bagaimana teman-temanku mengomentari cerita ini. Salah satu temanku pernah bilang saat aku ceritakan, "Mam, kalo kamu mau nyari dia, kamu harus jadi artis dulu." katanya. "Lho, kenapa?" tanyaku. Lalu dia bilang, "Iya, jadi kamu kalo udah terkenal, pas diwawancara di televisi tinggal bilang dan cerita soal Jannah ini, pasti nanti ketemu dia di mana." jawabnya. Hahahaha.

Beberapa dari mereka kemudian menanyakan, kok bisa seorang Imam sampai terobsesi sedemikian parah saat itu untuk menemukan gadis ini. Lalu ada juga yang bilang, "Begitu ketemu dia emangnya kamu mau ngapain Mam?"

Hmm, benar juga. Mau ngapain aku ya?

Banyak yang salah sangka. Tunggu, tunggu. Jangan-jangan pembaca juga berpikir begitu. Apakah aku sedang jatuh hati? Love at the first sight?

Ngg, entahlah aku sendiri tidak tahu.

Saat itu, memang aku tertarik melihat Jannah ini, karena dia kalem dan pendiam, dan ia juga mengenakan jilbab. Hal yang aku inginkan sebenarnya sangat sederhana. Aku ingin dia kenal aku, dan aku kenal dia. Itu saja sebenarnya. Tidak lebih.

Jadi, kalau suatu hari aku bertemu dia, apa yang akan aku lakukan?

Entahlah. Aku tidak tahu. :) Tapi yang jelas, bertemu atau tidak bertemu, aku berterima kasih kepada dia, karena semangat mencari dialah aku jadi menemukan passion-ku. Oh iya, bahkan setelah pencarian inilah aku kemudian belajar bermain gitar, dan menjadi spesialis untuk lagu-lagu yang melankolis. :P Haha. Bahkan saat kelas X SMA, aku sempat menceritakan tentang dia di depan kelas saat pelajaran Bahasa Indonesia, sambil kemudian aku menyanyikan suatu lagu dengan gitar. Aku yakin teman-teman SMA di kelas XF masih ingat peristiwa itu.

Yah, demikianlah.

Bagaimanapun aku berterima kasih padamu. Itu adalah satu hal yang pasti. Di manapun kamu berada, semoga kamu selalu berada dilindungan Allah. :)

Mungkinkah dia suatu saat membaca posting ini? Haha. :P

Demikianlah cerita lama itu. Sekarang karena hobiku di fisika dan komputer, aku ada di Universitas Paramadina, dan mempelajari Teknik Informatika. Kisah inilah yang banyak mengubah diri aku, dan membuat aku menemukan hal-hal baru yang aku senangi.


Terima kasih banyak lho. Buat yang sudah capek-capek membaca. Silakan berkomentar kalau dirasa perlu. :)                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    
0 comments

Sebuah Cerita Lama

Ya ampun, dinihari ini aku membuka-buka draft tulisan di blog aku ini, dan menemukan posting yang belum selesai. Maka, pagi ini, aku memutuskan untuk menyelesaikan tulisan dari ingatan lamaku ini.

Cerita lama ini, sudah terbagi dengan banyak orang dalam hidupku, teman-teman SMP, SMA, dan beberapa teman kuliah juga. Apa yang aku alami di cerita ini sangat berperan penting (ehmm) dalam cerita kehidupanku selanjutnya. Iya, aku sendiri berpikir ulang, karena kejadian ini, inilah yang bisa membawaku ke hobiku di fisika dan komputer, dan juga secara tidak langsung sangat berperan membawa aku hingga sekarang ada di Paramadina.

Tepatnya sekitar 2064 hari yang lalu (kalau tidak salah hitung hehe), itu adalah hari Senin, 4 September 2006, sebuah awal dari minggu yang paling bersejarah dalam hidupku. Tulisan ini cukup panjang, semoga pembaca sekalian betah membacanya yaa.

--{o}--

Hari itu, aku pertama kali berkunjung ke Semarang, ibukota Jawa Tengah untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional V. Aku mewakili Bengkulu untuk bidang fisika. Itu adalah kali pertama. Berangkat dari Bengkulu pada siang hari, sampai di Semarang (setelah transit 1 kali ke Jakarta, dengan menaiki pesawat) sore harinya, kami para peserta dijemput dengan bus ke hotel. Kami akan tidur di Hotel Grand Candi Semarang. Sampai di sana hari sudah maghrib. Setelah makan malam dan registrasi, aku mendapatkan kamar nomor 723 yang berarti itu di lantai 7.

Hotel ini mewah. Suasana ruangannya menggunakan lampu kuning temaram. Ketika di kamar, untuk menghidupkan lampu saja menggunakan kartu. Haha :P norak ya. Karena aku waktu itu belum pernah melihat teknologi seperti itu. Maklum orang provinsi pedalaman yang datang.

Aku sekamar dengan 3 orang. Satu bernama Adi dari Kalimantan Timur, satu bernama Dika dari Jawa Timur dan satu lagi bernama Petra dari Jambi. Si Dika ini kemudian mendapatkan medali emas untuk Fisika. Kami bertiga adalah olimpian Fisika.

Yah, setelah perkenalan hangat, tidurlah kami berempat malam itu.

Esoknya, 5 September 2006 adalah pembukaan Olimpiade Sains Nasional. Acara itu dibuka oleh Jusuf Kalla. Hal yang paling berkesan dari pembukaan itu adalah paduan suaranya. Mereka menyanyikan Mars Olimpiade Sains Nasional dengan bagus sekali. Sampai sekarang aku masih ingat bagaimana mereka menyanyikannya.

Hari Ke-0, Latar Belakang Masalah

Selesai hari itu. Esoknya, 6 September 2006 adalah hari yang mulai mendebarkan. Kompetisi hari pertama. Hari itu soal teori, 4 soal, 1 soal listrik, 1 soal kinematika, 1 soal kalor, dan 1 lagi soal optik. Ya, dari 4 itu, aku berhasil mengerjakan 2. Lumayanlah.

Saat aku kembali ke bus, itu adalah saat pertama aku mulai memperhatikan tingkah laku teman-temanku dari berbagai provinsi. Kontingen Jakarta, aku ingat sekali, mereka paling heboh dan narsis. Setiap ada tim publikasi yang membawa foto atau video, mereka akan bergerak secara spontan menuju sumber publikasi biar difoto atau direkam, ckck. Kelakuan yang saat ini saat kuperhatikan teman-temanku memang juga begitu (aku kuliah di Jakarta sekarang).

Orang Sunda, mereka selalu mengelompok dengan bahasa yang sulit dimengerti. Well, kata-kata bahasa sunda selalu dihiasi dengan 2 huruf vokal yang berurutan, seperti 'eu'. Haha, masalah etnis. Lanjut. Orang Jawa, jelaslah. Sebutan khas untuk huruf 't', 'd', 'j' mereka kentara sekali.

Intinya adalah, mereka semua riuh, rame. Aku cuma satu-satunya kontingen fisika dari Bengkulu. Disela-sela perhatianku, ditengah keriuhan itu, aku memperhatikan seseorang..

Seseorang itu..

Ia pakai jilbab krem atau putih, berkacamata dengan frame kotak, orangnya putih, duduk tidak jauh dari kursiku. Ia dingin sekali, pendiam.Aku tidak pernah melihat perempuan seperti itu.

Ehm, mari melakukan flashback sebentar.

Aku (saat itu) menganggap bahwa yang namanya perempuan itu adalah makhluk yang mengganggu, annoying. Suara mereka cempreng, cerewet. Aku pernah punye beberapa pengalaman buruk bersama perempuan. Beberapa ada yang suka memainkan perasaan laki-laki. Jadi, aku kehilangan respek terhadap perempuan. Sangat tidak respek saat itu. Mungkin kejadian ini adalah teguran.

Ya, mulai saat itu, aku memperhatikan dia terus. Curi-curi pandang, untuk melihat, apa yang ia lakukan. Ia tidak memegang handphone, seperti yang lain. Orangnya cantik. Pertama, saat kuterka-terka, ia adalah orang Sunda.

Bodohnya aku adalah, aku tidak berani bertanya..

Mulai saat itulah, dimanapun aku berada, aku selalu memastikan, apakah dia ada disekitarku atau tidak. Jika ya, aku akan berusaha bergerak ke titik terdekat dari dia yang wajar, dan melakukan observasi. Jika tidak, aku berusaha menemukannya haha. Ya, begitulah. By the way, aku adalah penggemar berat Detektif Conan. Saking nge-fans-nya, aku sering meniru perilakunya. Ilmu yang aku dapatkan dari komik ini sangat berguna untuk 'penyelidikan' aku. :P

Kalau dipikir-pikir, mulai saat itu aku berubah menjadi penguntit atau stalker. Haha. Secara umum menjadi stalker adalah menyenangkan. Dan entah kenapa, aku merasa cukup berbakat untuk itu. Karena, (1) kehadiranku cenderung tidak disadari oleh orang lain, (2) aku suka menelusuri dan mencari kemungkinan-kemungkinan untuk menarik kesimpulan. Haha. Ya, lanjut.

Hari Pertama, Observasi

Aku belum mendapatkan informasi apapun. Aku hari itu bertemu dengannya saat makan malam. Ya, saat itu aku tidak kenal dia dan dia tidak kenal aku. Tidak ada koneksi apapun..

Hari Kedua, Observasi + Stalking

Esoknya, 7 September 2006 adalah hari tes praktikum. Itu asli sulit dilupakan. Percobaan pertama, uji gelas aqua kosong dan gelas aqua berisi air dibakar bawahnya. Mencoba menjelaskan kenapa yang diisi air kalau bawahnya dibakar, gelasnya (yang notabene plastik) tidak terbakar. Meleleh pun tidak. Hayo, kenapa bisa seperti itu? Well, saya tidak akan membahas soal tersebut di sini. :P

Ujicoba kedua adalah menentukan massa jenis gabungan. Kami diberi es, air, dan minyak. Ketiganya dicampurkan dalam satu wadah. Tentu, ada fenomena Hukum Archimedes di situ. Sialnya adalah, minyakku beku waktu itu. Intinya, aku tidak konsentrasi waktu itu. Dingin sekali AC-nya, ya ampun.

Percobaan ketiga pindah ruangan, yaitu mencari hambat jenis dari tembaga. Well, menyusun rangkaiannya saja aku tidak bisa sama sekali. Ya, buruk sekali hasil di hari itu.

Buruknya lagi, aku tidak bertemu dengan siapapun yang aku kenal waktu berada di tempat tes itu. Jadi aku makan sendiri, ke bus sendiri, dan duduk sendiri. Hh. Hari yang sangat buruk.

Hari begitu buruk, tapi tidak juga, karena aku punya pekerjaan lain bukan? Aku masih melakukan observasi.

Misi pertamaku adalah: menemukan nama gadis itu. Aku kemudian mulai menyusun kira-kira bagaimana aku bisa mendapatkan informasi.

Nah, ini dia. Setiap peserta diberikan tanda pengenal yang dikalungkan. Informasi di pengenal itu adalah Nama, Sekolah, Asal Provinsi, dan Bidang Studi. Kalau aku bisa melihat tanda pengenal miliknya aku akan dapat banyak informasi.

Dan ternyata..

Sumpah ya, aku selalu mencuri kesempatan untuk membaca kartu itu dan tidak pernah berhasil! Hari itu setelah kuperhatikan, dia selalu duduk di bus dengan seorang yang sama, seorang perempuan. Justru malah teman sebelahnya itu yang sempat kubaca tanda pengenalnya, dia dari Jawa Tengah. -_-

Pulang dari praktikum hari itu, kami tidak langsung ke hotel. Kami dimampirkan pada bazaar yang digelar oleh Depdiknas setempat. Pameran sains sekaligus bazaar buku.

Malam harinya adalah malam keakraban. Setiap orang dikumpulkan berdasarkan provinsi dan kemudian akan diberikan games. Masih juga, aku tahu dia di kelompok yang mana, tapi aku tidak tahu itu provinsi apa. -_-

Hari Ketiga, Observasi + Stalking * Analisa

Esoknya, Jum'at 8 September 2006. Hari itu adalah hari wisata. Pagi itu, kami berangkat ke SMA Taruna Nusantara di Magelang Jawa Tengah. Kami berada di sana sampai Dzuhur. Setelah shalat Jum'at, perjalanan dilanjutkan menuju Candi Borobudur.

Nah, di tempat ini, layaknya wisatawan, kami dalam satu bus dibagi menjadi beberapa kelompok, dan, aku satu kelompok dengan dia waktu itu (sekali lagi, aku tidak tahu namanya). Berangkatlah kami menaiki tangga, melintasi bagian-bagian candi, melihat-lihat arca, dan mendengarkan penjelasan tentang filosofinya dari seorang tour guider.

Setelah beberapa lama, pada suatu waktu, aku terlalu serius melihat satu arca, dan akhirnya aku ditinggalkan oleh anggota kelompok. -_-

Saat itu aku tidak bisa menemukan mereka, entah di mana mereka melanjutkan perjalanan. Logikaku saat itu adalah, mereka pasti akan terus naik sampai ke tempat tertinggi. Hal itulah yang aku lakukan. Sesampainya di atas, aku menunggu tanda-tanda kemunculan mereka. Hh, dan ternyata mereka tidak kunjung muncul.

Beruntungnya aku bertemu dengan rombongan teman-teman dari Bengkulu. Akhirnya aku turun dan kembali ke bus bersama mereka. Saat itu sudah sore, dan untuk mencapai tempat parkir kami harus melewati pasar yang jalannya berkelok-kelok.

Aku ingat betul, saat itu ada mas-mas menawarkan aku patung-patung dan miniatur Candi Borobudur. Pertamanya, dia bilang bahwa harganya adalah 100rb untuk 3 buah patung, dan itu sudah diskon. Karena aku tidak tertarik maka mas-mas ini aku acuhkan saja, tetapi ternyata dia tidak kunjung meninggalkan aku. Sampai akhirnya, dia terus menurunkan harganya. Dan akhirnya, you know what? akhirnya dia bilang, "ya udah deh mas, ambil satu patung aja, untuk mas 10rb". Apaa? Seharusnya, untuk mendapatkan ketiga patung itu cukup dengan 3 x 10rb = 30rb dan itu pasti seharusnya masih bisa ditawar. Tidak banyak pedagang jujur di muka bumi ini ternyata.

Sebentar, agak mundur sedikit. Sebelum aku dikejar mas-mas itu, ternyata di tengah jalan aku bertemu dengan dia (ehm) dan teman yang selalu duduk di samping dia saat di bus. Jadi, kami berjalan bersama menuju bus. Satu-satunya dan kalimat pertama yang aku dengar juga akhirnya dari dia adalah, "Kamu tadi ke mana?", dan aku lupa saat itu menjawab apa ke dia, tapi perasaan dag dig dug der sekali mengobrol yang cuma sekilas itu. Di perjalanan menuju parkiran kami cuma membisu.

Akhirnya sampailah di parkiran bus, dan, ya ampun.. Parkirannya salah. Bus-bus di situ adalah bus-bus untuk anak SMA. Bingunglah kami, dan akhirnya kami bertanya ke mana kami harus berjalan untuk mencari bus fisika SMP. Kami barengan lagi setelah itu bertiga, dan akhirnya sampai ke bus. Panik sekali kami waktu itu karena takut ketinggalan, dan memang lokasi hotel untuk tiap mata pelajaran itu berbeda. Ternyata, bahkan ketika aku sudah sampai, aku masih sempat shalat ashar dulu dan bus-nya belum berangkat.

Ngomong-ngomong, kenapa tidak aku manfaatkan kesempatan waktu berjalan itu untuk kenalan? Ah, sudahlah..

Malam itu, kontingen-kontingen olimpiade punya acara terakhir yaitu rekreasi di Taman Wonderia Semarang. Mirip seperti dufan, tapi dengan versi yang lebih minimalis. Malam itu ada Letto yang menjadi pengisi acaranya. Susah untuk dilupakan. Saat itu aku sering merasakan ngilu di sekitar dada. Entahlah ada apa, tapi rasa ngilunya itu semakin timbul ketika aku ingat bahwa hari-hari menyenangkan ini akan berakhir esok paginya.

Larut malamnya saat sampai di hotel, kebetulan aku satu lift dengan dia. Malam itu aku baru tahu, bahwa ternyata dia menginap di lantai 8.

Aku benar-benar bingung. Aku hanya ingin tahu namanya saja padahal, susahnya minta ampun. Salah sendiri sih, gak nanya soalnya.

Malam itu aku masih melakukan penyelidikan. Jadi, di lantai dasar itu ada papan yang berisi nama peserta dari seluruh Indonesia plus nomor kamar tempat mereka menginap. Malam itu, aku tidak bisa tidur, dan kemudian turun ke lantai dasar. Aku mencatat semua nama yang berasal dari lantai 8 yang kira-kira jenis kelaminnya perempuan. Ada banyak ternyata. Aku merenungkan daftar nama dan nomor kamar itu, tapi semakin bingunglah aku. Malam itu tidak ada petunjuk tambahan sama sekali, sehingga aku tidak bisa menarik deduksi di kamar mana dia menginap dan siapa namanya. -_-

Hari (Terakhir) Keempat, Final Stalking + Penarikan Kesimpulan

Keesokan harinya, Sabtu 9 September 2006, adalah hari kepulangan peserta. Pikiranku sangat kusut saat itu mengingat hal ini, ya ampun. Aku masih berusaha melakukan stalking dan hari ini adalah yang paling intensif.

Aku bangun pagi dan langsung siaga berusaha ada di titik terdekat yang wajar dengan dia. Aku berhasil menemukan dia di antara banyak kerumunan peserta yang lain. Dia didampingi beberapa teman-teman dan guru pembimbingnya, dengan jaket coklat muda, dan jilbab biru muda yang seperti biasa aku lihat.

Pagi itu, ada pengambilan piagam peserta. Aku juga ikut tentunya. Sambil menjaga jarak, kebetulan aku berada di meja tempat piagam ditaruh. Kesempatan yang sangat bagus, karena mataku bisa melihat nama yang tercetak di piagam itu. Pada setiap piagam, ada pasfoto 3 x 4 berwarna dari pemilik piagam itu. Fokusku hanya ke foto di tiap piagam itu, satu-satunya media identifikasi untuk 'penyelidikan' aku ini.

Mataku sudah demikian fokus ke foto. Jadi, untuk mengambil piagam, peserta yang mau mengambil akan datang dan kemudian panitia akan mencarikan piagamnya di tumpukan piagam itu. Aku sudah berkonsentrasi penuh dan ketika giliran dia, aku sudah fokus ke piagam. Dan, tiba-tiba muncullah foto dia. Aku kalau ingat ini rasanya kok bodoh sekali ya. Bayangkan, aku seharusnya hanya menggunakan sepersekian detik untuk melihat foto dia, dan detik lanjutnya, aku harus menggunakan waktu yang tersisa untuk membaca namanya.

Lalu bagaimana kenyataannya?

Semua detik habis hanya untuk identifikasi foto, karena, ketika aku menemukan fotonya, mataku tidak bisa mendelik untuk melihat namanya. Seperti terpaku gitu. Masya Allah. -_-

Kesempatanku sudah habis. Piagam itu adalah kesempatan terakhir. Peserta sudah tidak menggunakan tanda pengenal lagi. Aku hanya bisa menunggu detik-detik kepergian dia dari hotel..

Ternyata, ada takdir lain yang Allah siapkan. Saat itu aku menunggu di pintu terdekat di luar, karena rombongan mereka akan segera pergi tampaknya. Aku dengan muka sedikit kusut hanya berjarak sekitar 2 meter dari rombongan mereka.

Rombongan provinsi mereka, terdiri dari beberapa ibu-ibu pendamping (seingatku 2) dan beberapa peserta anak-anak SMP. Saat  itu aku tidak melihat dia di rombongannya. Mungkin ia sedang pergi ke kamar mandi atau ke tempat lain. Tiba-tiba, aku mendengar salah satu ibu pendamping bertanya ke anak-anak di rombongan tersebut, "Nak, Jannah mana?" tanya beliau. Salah satu dari mereka menjawab, "Itu bu, lagi duduk di depan air mancur."

Mataku langsung melirik ke depan air mancur yang merupakan ornamen di dalam hotel, dan saat itu, ternyata, dia, orang yang aku kuntit selama ini, sedang duduk manis di depan air mancur, melihat air yang muncrat-muncrat itu.

Dalam sepersekian detik aku memproses ingatanku, dan memang, aku cukup cepat mengingat sesuatu yang relatif kurang penting seperti nomor handphone orang, atau sekumpulan nama orang, dan hal-hal serupa. Aku ingat bahwa salah satu peserta yang ada di bus yang sama denganku bernama Lailatul Jannah.

Kabut tebal di kepalaku seakan terbuka waktu itu. :)

Ya, namanya Lailatul Jannah. Dalam Bahasa Indonesia, jika diartikan, maknanya kurang lebih adalah "Malam di Surga".

Haha, ya ampun. Ini sesuatu yang sangat aku tidak bayangkan sama sekali. Akhirnya pencarian selama ini ada hasilnya, walaupun dipenghujung.

Tak lama kemudian, datanglah sebuah Bus Damri, yang sepertinya memang khusus dipersiapkan untuk ke Bandara. Rombongan mereka kemudian memuat barang bawaan mereka ke bus tersebut dan berangkat.

Detik itu aku ingat, seperti rasa biasa perpisahan. Seperti ada sesuatu yang mendesak keluar, suatu perasaan tidak ingin meninggalkan tempat di mana waktu-waktu telah berjalan dengan menyenangkan. Saat itu gumamku, "Mungkinkah kita bisa bertemu lagi?"

--{o}--

Eits, cerita ini belum selesai. Bagaimana pengalaman ini mengubah hidup aku? Silakan baca di posting selanjutnya, yang berjudul Hikmah dari Sebuah Cerita Lama. :)

N.b. jangan sampai gak baca lanjutannya lho. :P
Wednesday, April 25, 2012 0 comments

Catatan Pengintaian #1

Sore ini jam 16:44, saluran komunikasi secara resmi dinyatakan telah tertutup.
Saya tidak bisa menghubungi client yang sedang ada di pusat..
Hari ini sekaligus pengujian, sejauh mana saya bisa melakukan penerobosan informasi langsung ke benteng musuh.
Yang ada di sekitar saya adalah para penjaga.
Secara teknis, keberadaan saya di sini tidak diharapkan, karena saya bukan bagian dari golongan mereka.
Saat awal di gerbang tadi, dua orang dari pihak musuh sudah terlanjur memergoki saya.
Sekilas, sekilas, saya bisa mendengar suara client.
Oh, syukurlah ternyata bisa terhubung segera. Jaringan komunikasi telah pulih.

--{o}--

Ini aku nulis apaan yak? Haha :P
Saturday, April 21, 2012 1 comments

Pengingat, dan Sebuah Syukur

Allah selalu punya rencana yang indah untuk kita. Selalu, aku yakin itu.

Haha, tiba-tiba aja malem-malem gini terkenang semuanya. Entah ada apa, ada sesuatu apa. Tapi, sebagian adalah karena baca update terbaru blog-nya Isti. :)

Aku bersyukur sekali diberikan kesempatan untuk ada di sini, di Jakarta, di Paramadina, di Tegal Parang Selatan, bersama teman-teman semua. Ada jengkel mungkin ketika harus berselisih hak dan kewajiban di rumah yang dihuni 23 orang ini, tapi ada gembiranya.

Satu persatu kalau diingat, kisah-kisah itu semakin terbarukan.

Aku jadi ingat. Karena keterbatasan ini dan itu, dulu aku rasa aku jarang sekali berjalan keluar bersama teman-teman, menikmati kebebasan sendiri. Ada suatu rasa aneh ketika berkumpul dengan orang banyak. Aku lebih suka dekat-dekat dengan keyboard dan mouse di kamarku saja.

Mungkin karena bapak dan ibuku. Aku lebih merasa punya keterikatan di rumah. Suatu rasa di mana tidak ingin jauh-jauh dari pandangan mereka, terasa aman, namun memang ada yang kurang.

Sekarang di sini, well, bebas sekali, sangat bebas. Terserah kamu. Apapun. Tapi, tentu, segala sesuatu ada implikasinya.

Rindu, tentu ada. Mungkin seperti inilah jalannya. Sekarang aku mendapatkan sesuatu yang berbeda, suka duka yang dirasakan sendiri, oleh hati dan pikiran sendiri.

Lalu, satu persatu mulai datang, gembira, sedih, kecewa, tertawa, semuanya seperti siklus. Mana yang sering datang? Haha. Well, mereka datang, datang sendiri, dan pergi juga sendiri. Semuanya berbeda di sini.

Ada banyak teman-teman dan sahabat-sahabat yang luar biasa, di sini, dan di sana, di puluhan bahkan ratusan km dari titik aku berdiri. Mereka yang datang baru dua tahun ini, dan mereka yang datang sejak aku masih menggunakan celana pendek merah dengan tangan dilipat di atas meja. Mereka masih ada. Masih ada.

Ada orang yang aku cintai, yang sedari dulu, sejak aku hanya angan-angan, hingga aku yang sudah memiliki kumis ini. Bapak yang kini mungkin sedang diuji Allah kesabarannya, Ibu, yang sudah demikian lama masih saja diuji kesabarannya oleh Allah, Adek, yang demikian bingung mungkin kini melihat dirinya jauh dari kakaknya ini.

Selain keluargaku tercintaku itu, ada juga dia, yang datang mengisi hidupku sejak setahun ini. Yang memberi warna-warni setiap hari, yang mungkin bosan aku tanya dengan pertanyaan yang sudah seperti siklus harian, yang memberi aku senyum dikala aku sedang sendiri tanpa seorangpun, yang membuat aku semangat mengingat masa depan.

Dan ada mereka yang aku tidak tahu lagi bagaimana menyebutkannya. Ada banyak orang yang hadir dan mengisi itu.

Tulisan ini random sekali, tidak berpola, keluar begitu saja dari benak ini. Ada sesuatu, yang ingin aku ingat bahwa dari sekarang, aku sedang menaiki tangga bercabang, yang tak tahu ujungnya. Hal yang menentukan ujungnya hanya angan-anganku, sedang sebenarnya aku mungkin tidak tahu ia berujung di mana.

Aku hanya ingin ingat, bahwa dinihari ini, aku ingin semua ini, kehadiran mereka, tidak sia-sia. Aku tidak mau mati meninggalkan kisah sedih dan aib. Aku ingin ada cerita yang indah, cerita yang merupakan rangkaian keberhasilan secara bersama-bersama, sebuah cerita tentang cita-cita rekan seperjuangan yang tercapai.

Bismillah Ya Rabb, izinkanlah.


Friday, April 20, 2012 0 comments

"Aku Mencintaimu Karena Allah" - Sebuah Catatan

Catatan ini aku dapatkan pagi ini saat iseng-iseng mengelilingi Facebook. Aku tidak tahu siapa yang menulisnya, tapi siapapun itu, semoga Allah terus memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga ia bisa terus menuliskan isi pikirannya dengan cara yang baik.

Tulisan ini sangat konkrit untuk direnungi. Coba saja dibaca. :)

----{o}----

Semoga KESELAMATAN, RAHMAT dan BARAKAH Allah selalu tercurah atas kita semuanya.

Aku Mencintaimu Karena Allah..

Cinta itu adalah ketika timbul perasaan aneh disekujur tubuhmu baik ketika kau melihatnya, mendengarnya, ataupun ketika kau merasakan kehadirannya di dekatnya. Adakalanya kau selalu ingin dekat dengannya, namun yakinlah, bahwa jarak yang jauh terkadang justru mampu mendekatkan hati kalian. Dan juga sebaliknya, kedekatan tanpa ikatan pernikahan seringkali merenggangkan hati kalian.

Cinta itu tumbuh secara tak terduga. Terkadang kau berpikir bahwa kau LEBIH BAIK mencintai orang tersebut. Namun ketika HATImu menolaknya kau tak akan mampu berbuat apa-apa. Biarlah perlahan-lahan hatimu, bersama dengan masa yang akan menghapusnya dari pikiranmu.

Namun ketika HATImu membenarkan kau justru akan dibuat kebingungan karenanya. Kau justru akan berpikir ulang sebelum kau benar-benar yakin bahwa dialah cintamu yang sebenarnya.

Cinta karena Allah adalah ketika kau mengerti, tak hanya kelebihan dari orang itu yang kau lihat, namun juga MEMAHAMI dan MENERIMA kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Sungguh pun kau baru boleh mengatakan bahwa "aku mencintainya" setelah kau benar-benar mengenalnya dengan sebenar-benarnya, yaitu baik dan buruknya.

Cinta karena Allah itu tidak akan pernah sebatas pada penampilan dan kecantikan. Adakalanya kau akan lebih mencintai sebongkah arang hitam daripada sebutir intan yang berkilauan. Karena sesungguhnya kau sadar bahwa kau membutuhkan sebuah kehangatan yang mampu mengusir rasa dingin dari jiwamu. Lebih daripada sekedar keindahan yang ternyata membuatmu beku kedinginan.

Cinta karena Allah itu TIDAK akan tumbuh dari kecantikan seseorang. Namun KECANTIKAN seseorang justru akan tampak ketika kau mencintainya. Adalah bagaimana kau bisa mencintainya karena akhlak dan agamanya, bukan pada rupa, harta, ataupun nasabnya. karena dengan inilah kau bisa menepis kefakiran, kehinaan, ketidak bahagiaaan, dan kemudian menggantinya dengan kemuliaan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Cinta karena Allah akan membuatmu merasa tidak perlu memiliki meskipun dalam hatimu kau sangat ingin. Adalah bagaimana kau bisa ikhlas ketika dia ternyata lebih mencintai orang lain dan bahkan kau pun bisa berdoa agar mereka bisa berbahagia.

Cinta karena Allah tidak akan menggiringmu pada jurang kemaksiatan. Ketika kau melihat dia dan mencintainya, hal itu akan membuatmu semakin berbenah diri, kau menjadi mampu melihat kekurangan-kekurangan dirimu untuk kemudian memperbaikinya.

Cinta Karena Allah tidak akan membuatmu berpikir sempit, justru kau akan berpikir lebih jauh ke depan, lebih matang, lebih dewasa, dan ke arah yang lebih serius…!! Kau tidak akan berpikir dan membayangkan apabila kalian sudah pacaran, namun kau sudah berpikir ke arah pernikahan. Karena kau sadar bahwa ia jauh lebih kokoh, suci, berarti dan bermakna di hadapan Allah daripada sekedar pacaran.

Cinta karena Allah terkadang tak tumbuh dengan sendirinya. Kita seperti layaknya diberi biji untuk ditanam. Lalu ia tergantung pada bagaimana kita merawatnya. Jika kita baik, maka baik pulalah perasaan itu, dan juga sebaliknya. Terkadang pula bisa jadi ia tumbuh dengan sendirinya. Ada saat dimana kau terkadang ingin membunuh saja perasaan tersebut namun entah mengapa kau tak berdaya. Karena sebenarnya bukanlah kita yang menumbuhkan perasaan cinta tersebut, namun Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang lah yang berkehendak atas segala perasaan itu.

Cinta karena Allah Bukanlah tentang bagaimana kalian saling memandang, namun bagaimana tentang kalian melihat ke arah yang sama, dan berjalan ke arah yang sama. Kalian sadar bahwa kalian tidak akan mampu menghadapi perjalanan tersebut sendirian melainkan kau butuh seseorang untuk berjalan disisimu, yang saling membantu, saling meringankan, dan saling mengarahkan dalam perjalanan menggapai Ridha-Nya

Cinta karena Allah tidaklah selalu membutuhkan beragam kesamaan diantara kalian. Namun yang terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan, yaitu menggapai ridha Allah SWT. dalam dirimu kau pun ingin agar kau merasa layak untuk mencintai dan dicintai olehnya.

”Katakanlah: ’Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian’. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang” (QS. Ali-’Imron: 31)

Dari anas bin malik radliyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiw a sallam bersabda: “Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya niscaya ia akan mendapatkan manisnya iman: (1). Allah ta’ala dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lebih ia cintai daripada yang lainnya, (2). Mencintainya seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan karena Allah ta’ala, (3). Benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah ta’ala menyelamatkan darinya sebagaimana ia benci dirinya dimasukkan ke dalam api”[1]

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,

Semoga bermanfaat dan semoga memberi pencerahan bagi kita semuanya.. Amin..

Zadanallah ilman wa hirsha, Yassarallah/sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna , Allahummaghfir lana wal muslimin Amin
 
;