Saturday, April 21, 2012

Pengingat, dan Sebuah Syukur

Allah selalu punya rencana yang indah untuk kita. Selalu, aku yakin itu.

Haha, tiba-tiba aja malem-malem gini terkenang semuanya. Entah ada apa, ada sesuatu apa. Tapi, sebagian adalah karena baca update terbaru blog-nya Isti. :)

Aku bersyukur sekali diberikan kesempatan untuk ada di sini, di Jakarta, di Paramadina, di Tegal Parang Selatan, bersama teman-teman semua. Ada jengkel mungkin ketika harus berselisih hak dan kewajiban di rumah yang dihuni 23 orang ini, tapi ada gembiranya.

Satu persatu kalau diingat, kisah-kisah itu semakin terbarukan.

Aku jadi ingat. Karena keterbatasan ini dan itu, dulu aku rasa aku jarang sekali berjalan keluar bersama teman-teman, menikmati kebebasan sendiri. Ada suatu rasa aneh ketika berkumpul dengan orang banyak. Aku lebih suka dekat-dekat dengan keyboard dan mouse di kamarku saja.

Mungkin karena bapak dan ibuku. Aku lebih merasa punya keterikatan di rumah. Suatu rasa di mana tidak ingin jauh-jauh dari pandangan mereka, terasa aman, namun memang ada yang kurang.

Sekarang di sini, well, bebas sekali, sangat bebas. Terserah kamu. Apapun. Tapi, tentu, segala sesuatu ada implikasinya.

Rindu, tentu ada. Mungkin seperti inilah jalannya. Sekarang aku mendapatkan sesuatu yang berbeda, suka duka yang dirasakan sendiri, oleh hati dan pikiran sendiri.

Lalu, satu persatu mulai datang, gembira, sedih, kecewa, tertawa, semuanya seperti siklus. Mana yang sering datang? Haha. Well, mereka datang, datang sendiri, dan pergi juga sendiri. Semuanya berbeda di sini.

Ada banyak teman-teman dan sahabat-sahabat yang luar biasa, di sini, dan di sana, di puluhan bahkan ratusan km dari titik aku berdiri. Mereka yang datang baru dua tahun ini, dan mereka yang datang sejak aku masih menggunakan celana pendek merah dengan tangan dilipat di atas meja. Mereka masih ada. Masih ada.

Ada orang yang aku cintai, yang sedari dulu, sejak aku hanya angan-angan, hingga aku yang sudah memiliki kumis ini. Bapak yang kini mungkin sedang diuji Allah kesabarannya, Ibu, yang sudah demikian lama masih saja diuji kesabarannya oleh Allah, Adek, yang demikian bingung mungkin kini melihat dirinya jauh dari kakaknya ini.

Selain keluargaku tercintaku itu, ada juga dia, yang datang mengisi hidupku sejak setahun ini. Yang memberi warna-warni setiap hari, yang mungkin bosan aku tanya dengan pertanyaan yang sudah seperti siklus harian, yang memberi aku senyum dikala aku sedang sendiri tanpa seorangpun, yang membuat aku semangat mengingat masa depan.

Dan ada mereka yang aku tidak tahu lagi bagaimana menyebutkannya. Ada banyak orang yang hadir dan mengisi itu.

Tulisan ini random sekali, tidak berpola, keluar begitu saja dari benak ini. Ada sesuatu, yang ingin aku ingat bahwa dari sekarang, aku sedang menaiki tangga bercabang, yang tak tahu ujungnya. Hal yang menentukan ujungnya hanya angan-anganku, sedang sebenarnya aku mungkin tidak tahu ia berujung di mana.

Aku hanya ingin ingat, bahwa dinihari ini, aku ingin semua ini, kehadiran mereka, tidak sia-sia. Aku tidak mau mati meninggalkan kisah sedih dan aib. Aku ingin ada cerita yang indah, cerita yang merupakan rangkaian keberhasilan secara bersama-bersama, sebuah cerita tentang cita-cita rekan seperjuangan yang tercapai.

Bismillah Ya Rabb, izinkanlah.


1 comment:

Post a Comment

 
;