Monday, May 13, 2013

Tentang Deduksi

Kadang-kadang aku terlalu percaya dengan logikaku sendiri. Ketika aku menemukan suatu kesimpulan atas sesuatu, aku akan sangat percaya dengan hasilnya. Tapi bukan tanpa sebab, karena aku sangat hati-hati dalam memilih dan memilah bukti. Apa yang aku dapatkan validitasnya sangat tinggi untuk standarku.

Maka, kadang-kadang ketika aku mendengar klarifikasi orang lain tentang suatu hal yang sudah aku analisis kesimpulannya, aku tidak mempercayai kata-kata mereka. Aku bisa tahu mana argumen yang merupakan penjelasan, atau mana argumen yang hanya alasan saja untuk menutupi sesuatu. Berdiplomasi denganku sulit, jadi langsung to the point sajalah. Aku tahu maksud mereka yang membutuhkan sesuatu, aku tahu maksud mereka yang ingin mendapatkan sesuatu.

Mungkin tidak terlalu baik, karena pasti ada kalanya dugaanku salah. Tidak ada deduksi yang selalu benar. Terkadang ada fakta yang terlewatkan sedemikian sehingga semuanya luput. Kesimpulan yang didapatkan pun menjadi salah alurnya.

Namun tentunya tidak selalu. Tentu frekuensi benarnya cukup tinggi. Karena itu aku benci orang yang mencari alasan untuk menghindari kesalahannya atau untuk menutupi sesuatu. Akui sajalah kalau memang bersalah, karena kalau sudah melewati analisisku, aku takkan mudah percaya pada siapapun. Apalagi untuk golongan-golongan orang yang suka mem-plot hidup orang lain supaya sesuai dengan rencana yang telah mereka susun. Menjadikan aku target akan membuang tenaga kalian lebih banyak.

Ketus sekali ya?

2 comments:

Setyabella Ika Putri said...

hHIhi :D
paling suka kalo kamu udah menganalisis mam :P
Keep thinking!

Walo ketus...
wahh.. sisi Imam yang lain nihh .. :D

Imam Hidayat said...

Hehe, terima kasih Bella. :P

Post a Comment

 
;