Thursday, August 9, 2012

Tentang Hari Ini

Posting ini bisa dikatakan.. random thought lagi. Yah, bagi yang mau baca silakan. :P

--{o}--

Hari ini adalah h-1 terakhir aku magang di kantor bersama teman-teman Paramadina di Rajawali Group. Entah kenapa suasana hari ini sedikit lebih cair dari biasanya. Nah, tiba-tiba terjadi percakapan berikut:

Tokoh dalam percakapan ini ada 3: Pak Hendry (supervisor ku di kantor) dan Bu Dian (atasannya Pak Hendry).

Pak Hendry: (karena suatu dan lain hal ada percakapan sebelumnya) "...nah ajak Imam aja itu makannya"

Bu Dian: "Lah, Imam pasti puasa ya gak mam? Gimana Hendry ini. Dari badannya aja, kelihatan walaupun gak puasa Imam pasti tiap harinya puasa."

Aku: -_-

Pak Hendry: "Iya, puasa anak kost"

Aku: Haha :D

Bu Dian: "Jangan-jangan ini Imam puasa biar dapet cewek ini. Gak dapet-dapet pula ya Mam ya?"

Aku: ... (dalam hati, "Emang kalau mau punya cewek harus puasa ya? Tirakat, atau nyantet gitu? -_-")

Lalu tiba-tiba Bu Dian bercerita bahwa dulu waktu beliau kost semasa kuliah, ibu kost-nya baik sekali, karena tiap pagi penghuni rumah kost-nya selalu dihidangkan makanan untuk sarapan pagi, dan makanannya banyak dan enak.

Setelah hiruk pikuk pekerjaan, lalu pulanglah aku dari kantor, jam setengah 6 lewat, telat buka sudah pasti, dan lupa bawa minum pula. -_-

Saat aku pulang, aku sempatkan mampir di warteg yang selalu aku lewati setiap berangkat pergi-pulang kantor. Aku langsung makan sekalian untuk berbuka di situ, sekitar jam 18 lewat belasan menit.

Tengah-tengah aku makan, tak sengaja aku mendengar sang anak pemilik warteg bercerita kepada ibunya, intinya bahwa dia kekurangan tidur, karena belajar terus. Sepertinya dia bersekolah di pesantren.

Lalu ibunya berkata, "Lah, prihatin lah nak, biar ilmunya masuk. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.."

Tiba-tiba ada sekilas keheningan di kepalaku.

Anak kecil itu masih membela dirinya sendiri dengan polos. Sang ibu lalu berkata, "Nanti, kalau kamu udah sukses, mau tidur seharian juga boleh. Sekarang susah-susah dulu, kan masih belajar."

Dalam benakku, "..."

Benar juga..

Aku sudah lupa, bahwa memang seharusnya seperti itu. Itulah kenapa anak-anak yang dididik untuk mandiri saat sekolah, akan jauh lebih sukses dan berarti hidupnya. Aku punya banyak contoh teman-teman yang seperti itu.

Tiba-tiba aku seperti tersindir..

Ya, hidupku terlalu nyaman.

Aku masih muda, masih sanggup untuk lelah-lelah dan mengantuk-ngantuk untuk berpikir dan bekerja. Seharusnya aku tidak terlalu memanjakan diriku.

Mandiri, bukan berarti menyiksa diri kok. Hanya saja, kadar usahanya harus dimaksimalkan. Bukan hanya sekedar buka internet dan tidur-tiduran setiap hari, tetapi lebih dari itu, bekerja dan berpikir untuk sesuatu yang menghasilkan pola pikir dan kebiasaan yang baik pula.

Teguran ya.. Maha suci Allah.. di manapun, ada saja pembelajaran dariNya.

4 comments:

Asri Alfa said...

Semangat Imam..:)

Setyabella Ika Putri said...

kog ak ikutin tersindir sih mam? -___-
hhaha :D

Imam Hidayat said...

Terima kasih Asri. :)

Haha, gak apa-apa Bel. Siap untuk bersulit-sulit dulu kita? :P

Edi Supriyanto said...

luar biasa kakak gue yang satu ini...
semangat ya mas imam...mungkin tahun depan gantian aq deh yg disindir Bu Dhian.. wakakaka

Post a Comment

 
;